Semua manusia memiliki waktu yang
sama 24 jam sehari, 60 detik permenit. Bedanya hanya bagaimana cara orang
memanfaatkan waktunya dengan baik, benar dan tepat. Bukan pula karena ia punya
kemampuan untuk melakukan lompatan ke anak tangga kedua, karena bisa dipastikan
sebelum seseorang merasa mampu untuk melompat ke anak tangga kedua, ia telah
terlebih dulu menjajal anak tangga pertama. Jika kemudian ia rasakan begitu
mudah dan bisa menjangkau anak tangga kedua, itulah yang ia lakukan.
untuk mengerjakan suatu pekerjaan
(urusan) satu persatu, tidak sekaligus.
bahwa manusia tidak akan pernah
bisa berdiri di dua urusan, harus ada yang menjadi prioritas. Karena jika
dipaksakan merangkul keduanya, alternatifnya cuma tiga, keduanya selesai tapi
setengah-setengah, salah satu gagal dan (atau) dua-duanya gagal.
Tenang dan tidak grusa-grusu
dalam mengerjakannya. Sesuatu yang dilakukan dengan tenang insya Allah akan
membuahkan hasil yang lebih rapih.
Bahwa dalam kesibukan bekerja,
berpacu dengan waktu yang berlari cepat, tetap ada waktu-waktu kita berhenti
untuk menghadap-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah (pasrah).
Itulah kata terakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar